John Graham kembali ke rumah
Seniman John Graham, seorang tokoh penting dalam kancah pertengahan abad ke-20 di New York, menjadi subjek pameran baru di kediaman bersejarahnya di Brooklyn di 1 Sidney Place. Pertunjukan tersebut mengeksplorasi warisan artistik Graham di bekas rumahnya di jalan berbatu yang ditumbuhi pepohonan Dataran Tinggi Brooklyn. Oleh Glenn Adamson dan Severin Delfs dari Galeri Hollis Taggartpameran ini dipersembahkan oleh Perusahaan Rumah Brooklyn (TBHCo) mengikuti pemikiran townhouse restorasi. Kini dipamerkan, akan berlangsung hingga 30 April 2024 untuk menemukan perspektif unik tentang kehidupan dan karya seniman.
'Faktanya, Graham adalah salah satu tokoh besar di zamannya,' Kurator Glenn Adamson menulis hal ini dalam esainya pada kesempatan pameran. Kurator menggarisbawahi bahwa tulisan Graham menandai teks pendiri Abstrak Ekspresionisme. 'Tentu saja, sangat memuaskan untuk menyajikan karya Graham dalam konteks rumahnya sendiri, tempat di mana ia tinggal ketika penyebaran budayanya berada pada puncaknya..'
John Graham, Poussin menginstruksikan saya, 1944 | gambarĀ© Matius Williams
Kehidupan beragam artis Ukraina-Amerika
Lahir pada tahun 1886, John Graham lebih dari sekedar pelukis, seniman kelahiran Ukraina ini telah bekerja di banyak bidang sepanjang kariernya, mulai dari menulis, mengoleksi, hingga advokasi politik. Menggambarkan kehidupannya, Museum of Modern Art (MoMA) mengenang masa kecilnya yang aristokrat di Kiev hingga upayanya untuk bergabung dengan kaum kontra-revolusioner di Krimea setelah dipenjara sebentar setelah Revolusi Rusia. Baru pada tahun 1920 Graham pindah ke New York City dan belajar seni, mengubah namanya dari Ivan Gratianovich Dombrowski menjadi John Graham pada tahun 1927. Pada tahun 1929 sang seniman membuka pameran tunggal Amerika pertamanya di Washington D.C. sebelum akhirnya mendarat di New York City. York. kediamannya di Brooklyn Heights di 1 Sidney Place pada tahun 1930-an.
John Chamberlain, Bau emas1973
Warisan abadi Graham dipamerkan di Brooklyn Heights
Pameran ini menampilkan dua lukisan penting karya seniman John Graham: 'Ikan Putih' (1930), sebuah karya yang mencerminkan keterlibatannya yang mendalam dengan inovasi Kubisme Picasso, dan 'Poussin menginstruksikan saya' (1944), sebuah karya penting yang menandai peralihannya ke neoklasikisme. Gaya artistiknya terombang-ambing antara abstraksi dan konfigurasi, dan karyanya mencerminkan keterlibatan mendalam dengan gerakan artistik pada masanya, bersama dengan seniman berpengaruh termasuk Dorothy Dehner dan Willem de Kooning.
Meskipun karya-karya Graham menjadi pusat perhatian dalam pameran ini, namun tidak berhenti sampai disitu saja. Para kurator menyertakan pilihan gambar Graham yang jarang dilihat, milik Forum Gallery, yang memberikan gambaran sekilas tentang proses kreatif dan eksplorasi artistiknya. Yang lebih penting lagi, pameran ini berupaya memperluas perbincangan tentang pengaruh Graham. Karya-karya sezamannya, termasuk Willem dan Elaine de Kooning, Richard Pousette-Dart dan Norman Carton, dipajang di samping karya-karyanya. Sorotan khusus adalah dimasukkannya patung karya John Chamberlain, yang praktiknya sejalan dengan penekanan Graham pada kesadaran spasial dan improvisasi.
kartun Norman, Tanpa judul #685sekitar tahun 1954 (kiri), Norman Carton, Kalkun dalam sedotan #728sekitar tahun 1955 (kanan)
Pameran di 1 Sidney Place menyoroti pentingnya ekspresionisme abstrak dan banyak penghormatannya terhadap seni Amerika, termasuk karya-karya Hollis Heichemer DAN Elizabeth Cooper. Kehadiran dari Fitzhugh Carol DAN Justina OttoKarya-karyanya menjembatani kesenjangan antara era Graham dan masa kini, menunjukkan bagaimana seniman kontemporer menghadapi dan menata ulang narasi artistik masa lalu. Oleh karena itu, pameran ini menyoroti berbagai cara seniman terus terlibat dengan ide-ide formal dan konseptual yang muncul pada pertengahan abad ke-20.
Pamerannya adalah mudik. Dia membawa karya Graham kembali ke ruang tempat karya itu diciptakan, dikelilingi oleh suara artistik yang menggemakan karyanya. Meskipun Graham sendiri sudah tidak ada lagi di sini, pameran ini merupakan pengingat akan warisannya dan vitalitas gerakan artistik yang ia bantu bentuk. Seperti yang Adamson kutip dari tulisan Graham, 'kebesaran adalah sebuah fenomena, sebuah keadaan, ia tetap bertahan.'
Hayoon Jay Lee, 100 tampilan2022 (kiri), Hayoon Jay Lee, Dalam semenit2022 (kanan)
John Chamberlain, Ayam pertama yang asli1982