eksperimen konstruksi unik di Korea
Sebuah rumah unik dan kekinian bertajuk Curvilinear House diselesaikan oleh Kantor Arsitektur Permanen Diferensial (DFFPM) – sebuah firma arsitektur yang berbasis di Seoul yang dipimpin oleh pendiri Cho.Helo A+U, arsitek Shinhyung Cho – dan mewakili contoh desain eksperimental dan konstruksi di Korea. Proyek perumahan ini ditugaskan oleh gubernur daerah setempat, yang tinggal bersama putrinya, seorang profesor universitas. Permintaan utama klien adalah rumah multi-generasi yang secara visual selaras dengan konteks alam pegunungan dan menciptakan penghalang dari jalan raya terdekat tanpa gangguan pagar. Persyaratan unik ini menghasilkan pendekatan arsitektur yang inovatif.
gambar melalui Kantor Arsitektur Permanen Diferensial (DFFPM)
Rumah lengkung menyatu dengan lanskap
Menanggapi permintaan pelanggan, arsitek Shinhyung Cho dari Differential Permanence Architectural Office (DFFPM) mengusulkan sebuah rumah dengan desain lengkung yang elegan, sehingga menjadikan rumah tersebut sesuai dengan namanya. Ciri khas Rumah Lengkung adalah atap melengkung tiga dimensi, yang secara bertahap miring ke arah tanah, menciptakan hubungan yang harmonis dengan lingkungan dan membentuk “dinding” yang kohesif untuk memisahkan properti dari jalan secara halus. Berbeda dengan cara tradisional di mana fasad disegmentasi untuk mendapatkan lekukan, bentuk rumah ini dibentuk dengan menggunakan cetakan dan kemudian diselesaikan dengan hati-hati dengan tangan, seperti halnya pembuatan keramik. Tim menyoroti bahwa pendekatan langsung ini jarang terjadi dalam desain dan konstruksi arsitektur kontemporer, menjadikan proyek ini pengalaman pembelajaran yang signifikan bagi para arsitek yang terlibat.
Rumah Lengkung merupakan eksperimen desain dan konstruksi arsitektur oleh DFFPM
menghubungkan gunung, sungai dan situs
Selain bentuknya yang khas, Rumah Lengkung dirancang oleh Differential Permanence Architectural Office (DFFPM) dengan beragam ruang outdoor, termasuk ceruk dan teras. Berbagai ruang ini berfungsi untuk meningkatkan pengalaman hidup dengan berbagai area bersama dan pribadi, serta ruang besar dan kecil, semuanya memungkinkan penggunaan lahan yang tersedia secara efisien. Awalnya dirancang sebagai fasilitas seluas 1.420 kaki persegi, para arsitek mampu memperluas area yang dapat digunakan hingga 2.135 kaki persegi, memaksimalkan potensi situs dan mewujudkan visi klien.
Para arsitek menulis: 'Yang terpenting, kami ingin rumah ini berfungsi sebagai penghubung visual yang menghubungkan gunung (gunung Seong), air (sungai Nam), gunung buatan (situs), halaman (situs) dan bukit..'
Rumah ini dirancang untuk berintegrasi secara harmonis dengan konteks pegunungannya
Strukturnya memiliki atap melengkung unik yang menghubungkan mulus ke tanah
Elemen lengkung dimodelkan menggunakan cetakan dan diselesaikan secara manual